tehnik okulasi (grafting) pada tanaman
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Grafitng atau ent, istilah asing yang sering kita dengar itu, adalah
menghubungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berberda, sehingga
membentuk persenyawaan. kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Mengenten atau Penyambungan (Grafting) serta Okulasi atau Penempelan Mata Tunas
(Budding) merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan secara vegetatif.
Selain kedua teknik ini masih ada teknik-teknik yang lain seperti Mencangkok
(Air Layering) dan Perundukan Tanaman (Ground Layering). Pada teknik
perbanyakan secara Grafting perlu disediakan bagian tanaman sebagai calon
batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman
sejenis). Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya diutamakan
sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan terhadap faktor
lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Untuk penyambungan, calon
batang bawah dipotong berbentuk huruf v sedangkan batang atasnya dipotong
menyerong kiri-kanan agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah.
Setelah diselipkan secara tepat, sambungan ini lalu di ikat membentuk satu
tanaman utuh. Tanaman sambungan dibiarkan hingga tumbuh menyatu dan siap untuk
ditanam di lapangan. Pada teknik okulasi, mata tunas (mata tempel) harus
diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup
umur untuk diambil sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang
tumbuh keatas (tunas air), yang merupakan cabang-cabang muda dari bagian yang
telah dewasa, sedangkan untuk batang bawah, umur batang bawah harus sama dengan
umur cabang mata entres. Batang bawah berasal dari tanaman yang ditanam dari
biji dan sebaiknya telah berumur 3-4 bulan, sedangkan batang atas diambil dari
pohon yang berumur 1 bulan menjelang berbunga, atau dari cabang yang telah
berumur 10 bulan. Mata tunas yang diambil adalah yang belum keluar mata
tunasnya. Mata tunas sebagai calon bagian atas tanaman diambil dengan cara
dipotong membentuk kubus (jangan sampai mata tunasnya rusak). Calon batang
bawah juga dipotong (dikelupas/disayat kulitnya seukuran calon mata tunas) agar
nantinya dapat ditempel secara tepat. Mata tunas kemudian ditempelkan secara
tepat pada calon batang bawah lalu di ikat bagian atas dan bagian bawahnya
sehingga air ataupun udara tidak dapat masuk. Setelah mata tunas tumbuh maka
tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jika terdapat percabangan pada bagian
atas tanaman (diatas daerah penempelan) maka cabang tersebut dipotong sehingga
yang berkembang adalah cabang atas hasil penempelan.
Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi
lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang
atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan, ada yang
rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk) dan
disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air. Jenis
ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan bagian
bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan yang
manis dan tahan pada daerah yang tergenang.
Jadi penyambungan disini berarti menyatukan antara batang bawah dan batang atas
sehingga gabungan ini benar-benar membentuk individu yang baru. dalam melakukan
penyambungan banyak ragamnya di antaranya adalah penyambungan dengan tanaman
yang satu jenis tetapi beda warna, ata mempunyai beda sifat digabung dengan
maksud agar kedua sifat tersebut bisa bersatu, tanaman cocok untuk menyambung
ini umumnya bagian tanaman yang tidak terlalu tua karena apabila terlalu tua
maka tanaman tersebut sulit untuk menyatu karena perbedaan sel. selain di atas
juga perlakuan ini dengan maksud untuk membentuk tanaman yang satu menjadi
beberapa variasi warna yangt berbeda sehingga tampilannya indah untuk dilihat,
menempel biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya, tujuan menempel
bukanlah menghasilkan tumbuhan baru melainkan seperti yang di jelaskan di atas
yaitu untuk menggabungkan tanaman dua sifat tumbuhan yang berbeda dengan sifat
yang unggul misalnya tanaman kamboja memiliki warna yang bebeda antara tanaman
yang satu dengan yang lain sehingga untuk mengggabungkan antara dua warna yang
berbeda daalam satu pohon, satu-satunya yang bisa di lakukan adalah dengan
metode menempel ini
dalam menempel kita bisa memperoleh tanaman yang berbeda sifat baik warna
maupun rasa, selain itu tanaman yang telah disambung harga jualnya lebih mahal
dari pada tanaman yang tidak ditempel.
Selain okulasi, cara penyambungan juga bisa dilakukan dengan enten, grafting
atau sambung pucuk. Pada sambung pucuk, batang atasnya tidak menggunakan mata
tempel tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung, ada
pula yang menggunakan teknik penyusuan. Pada sambungan langsung, pucuk tanaman
dipotong dan ditempel pada ujung batang bawah yang juga telah dipotong. Pada
penyusuan, hanya sebagian kulit batang dikerat, lalu ditempelkan dan diikat.
Setelah dua batang ini menyatu, baru tanaman dipotong, dipisahkan.
1.2 TUJUAN
1. Untuk menmgetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan
penyambungan tanaman.
BAHAN DAN ALAT
Bahan dan alat terdiri dari :
1. Bahan : kamboja jepang (Adenium )
2. Plastik lilin dan plastik pengingat.
3. Alat : pisau tajam (cutter) dan timba
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari
perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :
Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang
tinggi. Pertumbuhan tanaman yang seragam. Penyiapan benih relatif singkat.
Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar
serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian
penyakit Oidium hevea bila terjadi. (I Made 2006)
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu:
terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu
menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam
kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak
tumbuh sangat besar. (Irianto 2000)
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang
sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman
antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah
memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama
penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk
dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya
akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan
yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus
memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan
terhadap penyakit. (http://bebas.vlsm.org)
Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah
banyak yang tahu cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan
dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya.
Ada
beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi. Yuk, kita simak
H. Abdul Ghani, dari Sanggar Buana Flora, berbagi rahasia sukses mengokulasi
buah.
Memilih mata Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah
satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi
tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang
sudah keluar tunas kecil. Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani
menyarankan mata yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali
dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada pucuk pohon
mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Nah, tunas baru
itulah yang bisa dipakai.
Cara menyayat Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang
atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir
licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi
untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang
suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak
boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat
sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata
tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar
kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil
sayatannya rapi dan higienis.
Cara mengikat Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus
rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu
kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna
sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut
ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan.
Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas
tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup
harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau
kena air.
Kecepatan kerja Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon
induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan
mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa
cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk
menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan
pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium
menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain
menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.
(http://k4107078.wordpress.com Kamis, 16 april.)
BAB 3. METODEOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum pembiakan tanaman 1 acara setek dilaksanakan pada hari selasa 17
maret 2009 jam 13.30. dan bertempat di laboratorium produksi tanaman fakultas
pertanian universitas jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan :
kamboja jepang (Adenium )
Plastic lilin dan plastic pengingat.
3.2.2 Alat :
1. pisau tajam (cutter)
2. dan timba
3.3 Metode pelaksanaan
1. Menyiapkan bahan tanam yang akan di gunakan sebagai batang bawah dan batang
atas serta alat yang dipergunakan.
2. Memilih batang atas sebesar dengan dengan batang bawah dan membuat :
3. Batang atas sekitar daunnya dibuang
4. Batang atas daunnya tidak di buang dengan menyisahkan 2 daun lebih
5. Batang bawah di potong 3-5 cm di atas leher bonngol, biji kemudian membuat
celah berbentuk huruf V kearah bawahsepanjang 1-1,5 cm.
6. Memotyong dan membuat sayatan batang atas berbentuk baji lancip sepanjang
1-1,5 cmmenyiapkan batang atas (entres ) kedalam batang bawah .
7. Membalut sambunga dengan tali raffia atau plastic transparan dan meletakan
di tempat teduh sekitar tiga minggu.
8. Sambungan yang yang tumbuh akan muncul daun/tunas baru.
3.3 rancangan evaluasi
1. parameter yang diamati meliputi hasil sambungan dengan kategori hidup, mati,
dan perubahan yang terjadi pada batang bawah atau batang atas abnormal,
daun-daun menguning ( defisiensi)
2. pengamata sekitar tiga minggu setelah penyambungan dengan membuka tali
pengikat/pembalut.
3. Analisa hasil percobaan di lakukan dengan mebedakan nilai keberhasilan
penyambungan masing-masing parameter perlakuan yang terdiri rata-rat beberapa
(n) ulangan.
4. Bandingkan hasil masing-masing perlakuan dan memberikan kesimpulan hasil
penyambungan yang telah saudar lakukan.
4.2 Pembahsan
Menyambung atau okulasi dalam pelaksanaanya memerlukan tehnik dan cara yang
khusus, yaitu memilih tanaman kamboja yang akan disambung, sebelum melakukan
penyambungn hal pertama yang di lakukan adalah memilih dan menentukan tanaman
yang akan di sambung, dengan memenuhi beberapa kriteria berikut : tanaman harus
sevarietas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, dalam
melakukan mekanisme kerjanya memotong bagian tanaman yang akan di sambung,
setelah memotong bagian bawah tanaman tersebut memotong dengan bentuk huruf V
usahakan potongannya cukup sekali potong agar tidak terjadi goresan pada
potongan tersebut, tanaman bagian atas juga di potong tetapi bentuknya lancip,
potongan usahakan bisa masuk pas dengan potongan bagian bawah.
Batang atas dan bawah yangt sudah di potong tersebut ditempelkan dengan pas
kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan dengan
kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas di buang
daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada perlakuan
tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis semua daunnya
dibuang tanaman tersebut di bungkusi dengan plastik yang transparan , tujuannya
adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan menaungi dari cahaya matahari
secara langsung, plastik pembungkus ( sungkup plastik ) ini boleh dilepas
setelah tanaman hasil sambungan mencapai umur 14 hari atau dua minggu.
Dalam penyambungan, terjadi penggabungan antara dua jenis tanaman yaitu batang
atas dan batang bawah yang berbeda. Dari batang atas diharapkan akan berkembang
pertumbuhan cabang, tunas, dan produksi buah yang tinggi dengan kualitas yang
baik. Di lain pihak batang bawah diharapkan berkembang sistem perakaran yang
kokoh, dapat beradaptasi pada kondisi tanah yang kurang subur dan tahan
terhadap penyakit. Tanaman hasil penyambungan tersebut diharapkan akan memiliki
sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh batang atas dan batang bawah. Namun
karena dalam penyambungan terjadi penggabungan dari dua sistem kehidupan maka
dibutuhkan adanya pengakjian bagaimana hasil selanjutnya dari tanaman yang
disambung tersebut.
Mekanisme Terjadinya Pertautan antara Batang Atas dan Batang Bawah.
Pada penyambungan tanaman, pemotongan bagian tanaman menyebabkan jaringan
parenkim membentuk kalus. Kalus-kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses
pertautan sambungan. Proses pembentukan kalus ini sangat dipengaruhi oleh
kandungan protein, lemak dan karbididrat yang terdapat pada jaringan parenkim
karena senyawa-senyawa tersebut merupakan sumber energi dalam membentuk kalus.
Batang bawah lebih berperan dalam membentuk kalus (Harmann, 1997). Pembentukan
kalus sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Batang bawah yang lebih muda akan
menghasilkan persentase sambungan yang tumbuh lebih besardibandingkan dengan
tanaman yang lebih tua (Samekto, Supriyanto dan Kristianto, 1995).
Mekanisme terjadinya proses pertautan antara batang atas dan batang bawah
adalah sebagai berikut: (1) lapisan cambium masing-masing sel tanaman baik
batang atas dan batang bawah membentuk jaringan kalus berupa sel-sel parenkim,
(2) sel-sel parenkim dari batang bawah dan batang atas masing-masing saling
kontak, menyatu dan selanjutnya membaur, (3) sel-sel parenkim yang terbentuk
akan terdiferensiasi membentuk kambiun sebagai lanjutan dari lapisan cambium
batang atas dan batang bawah yang lama, (4) dari lapisan cambium akan terbentuk
jaringan pembuluh sehingga proses translokasi hara dari batang bawah ke batang
atas dan sebaliknya untuk hasil fotosintesis dapat berlangsung kembali
(Hartmann, et al.,1997).
Dalam praktikum ini ada dua perlakuan yang dilakukan yaitu pada tanaman yang
satu menyisahkan dua atau lebih daun sementara yang satunya tanpa ada daun yang
disisakan, dengan dua perlakuan yang berbeda ini maka dalam pertumbuhannya
antara tanaman yang satu dengan yang lain berbeda yaitu pada tanaman yang di
buang daunya tumbuh daun baru lebih baik dan subur hal ini di sebabkan oleh
hematnya dalam pemanfaatan energi karena energi yang didapat langsung digunakan
untuk pertumbuhan dan proses penyambungan dengan secara kimiawi dan biologis
yaitu pembentukan protein dan karbonhidrat untuk menutup luka yang ada di
antara sambungan bawah dan atas, sementara tanaman yang ada daunnya tumbuh
sedikit tidak sehat atau tidak kuat karena terjadi pemborosan energi yang
didapat dan terjadi penguapan karena ada daun, sehingga hal ini menyebabkan
tanaman tumbuh lambat atau masih tidak sehat.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyambungan ini adalah bagian
daun tanaman, karena pada daun tanaman terjadi banyak proses penguapan akibat
cahaya matahari dan akibat proses fotosintesis, oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya pemborosan energi dan air maka daun tanaman atas perlu dipangkas dan
menyisahkan sedikit saja, jadi tujuan dari pemangkasan daun ini adalah untuk
menghemat energi dan air pada tanaman hasil okulasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam suksesnya pertumbuhan tanaman hasil
okulasi ini di antaranya yaitu faktor eksternal dan internal, varietas tanaman,
hubungan kekerabatan antara batas atas dan batas bawah, keadaan fisiologis
tanaman, keserasian bentuk potongan, persentuhan cambium, kegiatan pertumbuhan
cambium, kekuatan akar, selain itu faktor internalnya eksternalnya adaalah
faktor lingkungan, seperti waktu penyambungan, temperatur, dan kelembapan,
cahaya dan faktor yang trakhir yaitu faktor pelaksanaan seperti ketajaman dan
kebersihan alat yang digunakan untuk memotong batang, pemeliharaan sambungan,
mengurangi transpirasi dengan mengurangi daun atau memberi sangkup plastik.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu: tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh
daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.Umur tanaman antara
batang atas dan batang bawah sama.
Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak
mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak
yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon
batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal
15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.
KESIMPULAN
Jadi dari praktikum pembiakana tanaman secara vegetatif okulasi ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. proses perlakuan menyambung adalah dengan cara menggabungkaan dua individu
yang beda sifat tetapi masih satu varietas, dengan cara menempelkan tanaman bagian
atas dan bawah kemudian membungkusi dengan dengan plastik, untuk mengurangi
penguapan di lakukan pemotongan daun dan melakukan kontrol selama dua minggu
untuk pastkan apakah tanaman hasil okulasi berhasil apa tidak, setelah berhasil
maka tanaman bisa membuka plastiknya agar tanaman beradaptasi dengan lingkungan
bebas serta tumbuh dan kembangnya tanaman tersebut.
2. perlakuan yang dilakukan pada tanaman ini yaitu tanaman yang dipotong daun
dengan tanaman yang tidak dipotong daun memberikan hasil yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Holtikultura. Aspek Budidaya. UI-Press. 485 hal.
Gunawan, Indra. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Klaten : Aviva
setiawan, Asep. 1990. Pengantar Produksi Benih.
Bandung :
Fakultas Pertanian ITB
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum.
Yogjakarta : Gajah
Mada University
Press
Tobing, Roni.1998. Menabur Benih Menuai Hasil.
Jakarta : Yayasan Patmos
Widyayanto,Rini.2007.Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi.
Jakarta
:
penebar swadaya